Bahaya Umum Pengelasan dan Panduan Cara Menghindarinya

Image result for Bahaya Umum Pengelasan

Bahaya pengelasan dapat terjadi dalam beragam situasi yang mungkin berbeda. Menurut CAN/CSA W 117. 2-M87 Safety in Welding, Cutting, and Allied Processes bahaya pada umumnya dapat dibedakan berdasarkan sistem pengelasannya. Tetapi pada umumnya bahaya dapat dibedakan menjadi bahaya karena karakter pekerjaannya seperti operasi mesin, shok karena listrik, api/panas (terbakar), radiasi busur las, fume, bising juga karena kendaraan/alat angkat dan gerakan material. Selain itu masih terdapat bahaya yang berbentuk laten (tersembunyi), yang secara umum kurang menjadi perhatian juru las meskipun sesungguhnya adalah bahaya yang cukup potensial, sebagai contoh :

  • Bekerja dengan memakai alat yg tidak umum dipakai, memakai perlengkapan seperti sepatu safety online yang tidak sesuai standart keselamatan atau bukanlah jadi tanggung jawabnya.
  • Bekerja pada lingkungan yang terbatas (ruang tertutup, tangki, dan lain-lain)
  • Koneksi listrik atau gas yang kurang baik,
  • Logam panas tanpa ada sinyal, dll 

Bahaya Listrik 

Listrik yang mengalir dalam suatu sirkuit dimaksud arus listrik (I) dan diukur dengan unit ampere (A). Sedang tegangan yang mengakibatkan ada aliran dalam suatu sirkuit diukur dengan volt (V). badan manusia dapat disebutkan sebagai bahan yang konduktif. Hingga jika tegangan listrik terserang bagian tubuh, arus dapat mengalir dan dapat menyebabkan kejut, terbakar, kelumpuhan atau kematian. Tegangan listrik yang tidaklah terlalu tinggi pun dapat mengakibatkan masalah itu diatas, tetapi akibatnya karena kepadanya bergantung pada banyak aspek seperti ; di bagian mana arus listrik tentang bagian badan maupun seberapa efisien kontak dengan tegangan listrik itu. Tegangan listrik (voltage) induk yang masuk ke perlengkapan listrik pada bengkel biasanya sebesar 480 volt untuk 3 phase dan 240 atau 120 volt untuk single phase. Tegangan ini sering dikatakan sebagai tegangan primair. Pada beberapa perlengkapan tegangan listrik ini di turunkan dengan mempergunakan transformer untuk peroleh tegangan sekundair yang lebih rendah. Teganan yang diperlukan pada terminal output alat las biasanya sekitar 80 volt apabila tak ada arus (OCV, open circuit voltage), dan tegangan akan jadi 20 – 30 volt apabila arus mengalir dan nyala busur las di bentuk.

Ketidaksamaan teganan listrik bagian primair dan sekundair ini sangat penting untuk di ketahui. Tegangan tinggi pada segi primair dari mesin las sangat beresiko, tetapi tegangan pada segi sekundair pun tidak bisa diabaikan karena dapatlah mengakibatkan kejut (shock) yang seruis. Beberapa tipe mesin las seperti plasma welding memiliki tegangan sekundair cukup tinggi. Bahaya ikut-ikutan yang bisa terjadi akibat shok yang sesungguhnya hanya mengagetkan dapat jadi fatal karena posisi kerja juru las, misalnya juru las berada di tempat yang tinggi dapat terjatuh dan lain sebagainya.

Jika terjadi kecelakaan karena listrik, beberapa langkah yang perlu di ambil diantaranya yaitu :

  • Jangan coba menarik korban dari kontak (terkecuali tak ada alternative lain). Apabila sangat terpaksa penolong harus menarij korban dari kontak, ia harus mempergunakan insulasi untuk dianya missal sarung tangan atau proteksi lain yang semacam.
  • Putus aliran dan matikan sumber dulu baru lalu pindahkan korban dari kontak.
  • Apabila korban tidak bernafas berikanlah CPR (cardiopulmonary resuscitation/rangsangan jantung dan paru-paru).
  • Tempatkan korban pada posisi horizontal dan upayakan tetaplah hangat.
  • Minta selekasnya pertolongan dokter paling dekat. 

Untuk hindari terjadinya bahaya akibat listrik yang mungkin terjadi dianjurkan agar :

  • Tidak kerjakan pekerjaan yang bukanlah jadi bagian kerjanya atau karena tidak berkualifikasi dalam bagiannya. Misalnya untuk pekerjaan penyambungan instalasi sebaiknya ditangani oleh pakar listrik yang berkualifikasi.
  • Kabel tegangan tinggi harus selalu dijaga dan diupayakan sependek mungkin dan setiap waktu memperoleh perlindungan yang cukup. Misalnya dengan membuat perlindungan diri dari peluang tertimpa logam/baja atau terinjak kendaraan.
  • Sebelumnya menempatkan atau melepas koneksi (Steker) arus listrik harus dimatikan terlebih dulu.
  • Apabila menghidupkan tombol (switch) harus dari segi yang sama.
  • Gunakan sepatu safety untuk mencegah kena aliran listrik secara langsung.
  • Yakinkanlah kalau koneksi kabel mesin las dalam keadaan yang baik.
Dalam sistem pengelasan salah satu kabel dari mesin las dikaitkan dengan pegangan elektroda (electrode holder) dan arus dari sumber listrik akan mengalir melalui kabel ini untuk diloncatkan hingga terjadi busur las yang lalu melalui material dan kembali pada mesin las. Material kerja sebaiknya dapat ditempatkan pada meja baja atau yang semacam agar dapat dilalui arus balik ke mesin las.

Untuk memperoleh hasil pengelasan yang baik, yang perlu memperoleh perhatian yaitu kabel kerja harus memiliki jalinan yang baik dengan material kerja. Pada pengelasan saluran pipa, arus listrik dapat melalui susunan yang di las. Pekerjaan seperti ini harus memperoleh perhatian khusus terlebih jika didalam pipa terdapat cairan mudah terbakar atau gas.

Rangka mesin las atau sumber arus listrik, panel control, material kerja dan sebagainya harus di sambungkan dengan grounding. Grounding material kerja harus terpisah namun dapatlah dikaitkan degan grounding mesin las. Besar diameter kabel grounding harus sesuai dengan besarnya arus.

Pemakaian kabel yang lebih kecil dari yang sudah direferensikan akan membawa akibat panas yang berlebihan pada kabel (over heating) dan menyala yang selanjutnya akan terbakar.

Pemakaian kabel yang panjang harus dengan ukuran semakin besar disbanding kabel pendek. Pemakaian kabel yang terlalu panjang sebaiknya dijauhi dan agar praktis pakai kabel sependek mungkin.

Radiasi 

Radiasi pada pengelasan dapat digolongkan radiasi non ionizing. Radiasi yang diakibatkan oleh busur las ini memunyai karakter dapat diliat, ultra violet dan infra merah. Bahaya radiasi non ionizing pada sistem pengelasan dapat menyebabkan luka terbakar, rusaknya kulit dan mata. Rusaknya mata karena radiasi cahaya ultra violet ini dimaksud arc-eye, welder’s eye atau arc flash. Efek tidak bisa hilang dalam beberapa jam setelah terekspose, oleh karenanya mata harus dilindungi dengan kaca gelap yang sesuai.

Pengelasan juga adalah sumber bahaya untuk pekerja lain yang berada di dekat pekerjaan las seperti juru las tersebut. Pekerja itu bisa pula terkena cahaya yang dipantulkan dari dinding atau permukaan lain.

Pantulan atau radiasi cahaya ultra violet yang besar ini biasanya dari pengelasan dengan sistem gas tungsten atau gas metal arc welding yang dipakai untuk pengelasan aluminium atau baja stainless. Agar tidak membahayakan lingkungan setiap kesibukan pengelasan yang berada di dekat tempat kerja yang lain agar mempergunakan partisi yang di buat berbahan tahan api dan harus di buat sedemikian rupa hingga dapat kurangi pantulan atau refleksi maupun membuat perlindungan spatter keluar dari ruangan.

Fume (debu/asap las) 

Fume biasanya terlihat pada setiap operasi pengelasan. Fume ini terbagi dalam komponen yang dibuat dari elektroda, loga, basic dan flux ketika operasi. Elektroda adalah penghasil fume yang paling penting. Diameter debu dalam asap las (fume) sekitar pada 0, 2 mikrometer s/d 3 mikrometer. Butiran debu dengan ukuran 0, 5 mikrometer apabila terhisap akan tertahan oleh bulu hidung dan bulu pada pipa pernafasan, sedang yang lebih halus akan terbawa masuk kedalam paru-paru. Beberapa akan dihembuskan kembali, sedang beberapa lain akan ketinggalan dan menempel pada kantong hawa dalam paru-paru (alveoli) hingga apabila telah terakumulasi akan menyebabkan beragam penyakit pernafasan. Komposisi kimia fume bergantung dari sistem pengelasan dan elektrodanya. Misalnya pada pengelasan dengan memakai elektroda type law hydrogen maka didalam asap las akan terdapat fluor (F) dan oksida kalium dsb.

Fume bisa pula di hasilkan dari pelapisan residu pada logam. Sebagai contoh logam yang di galvanis (pelapisan seng) akan membuahkan asap ketika di las.

Beragam gas beresiko terdapat dalam fume yang terjadi pada pekerjaan pengelasan diantaranya yaitu karbon monoksida, karbon dioksida, ozon, dan nitrogen dioksida, selain gas-gas lain yang terbentuk dari penguraian bahan pelapis, karat dan sebagainya.

Usaha untuk kurangi dampak fume ini dengan cara praktis yaitu jika fume masihlah dapat terlihat bernafaslah diluar kepulan fume itu. Hal semacam ini akan sangat untungkan untuk juru las, tetapi usaha ini sangat susah untuk dikerjakan terlebih pada pengelasan di tempat yang tertutup/kurang ventilasi. Karenanya sebaiknya diingat ketika pengelasan didalam ruangan tertutup atau tida cukup aliran udaranya, diperlukan ada ventilasi mekanik.

Sebagai deskripsi kasar keperluan hawa fresh setiap juru las yaitu 2000 cuft per menit. Kecepatan hawa yang ditiupkan atau disedot kurang lebih 0, 5 mtr. per detik atau 100 feet per menit.

GAS

Terdapat 2 (dua) type gas yang perlu memperoleh perhatian, yakni :

  • Gas yang dipakai untuk kepentingan pengelasan, pemotongan, diantaranya oksigen, karbon monoksida, acetylene, gas alam, hydrogen, propan, butan dan gas untuk pelindung seperti argon, helium, carbon dioksida dan nitrogen.
  • Gas yang diakibatkan selama sistem pengelasan, diantaranya ozon, nitrogen dioksida, carbon monoksida, karbon dioksida, hydrogen chloride dan phosgene. 

Dampak gas-gas tertulis diatas pada badan manusia yaitu seperti berikut :

  • Gas karbon monoksida. Gas karbon dioksida dirubah jadi karbon monoksida dengan konsentrasi yang alami penurunan pada jarak makin jauh dari tempat pengelasan. Gas karbon monoksida memiliki karakter afinitas yang tinggi pada hemoglobin yang dengan sendirinya akan kurangi daya penyerapan oksigen.
  • Gas karbon dioksida. Didalam hawa telah terdapat gas ini dengan konsentrasi sebesar 300 ppm. Gas karbon dioksida ini sesungguhnya tidak beresiko untuk badan manusia apabila konsentrasinya tidaklah terlalu tinggi.
  • Gas ozon. Gas ozon ini terjadi karena reaksi photo kimia dari cahaya ultra violet. Apabila seorang bernafas dalam hawa yang memiliki kandungan 0, 5 ppm ozon selama 3 jam akan merasa sesak nafas. Pada konsentrasi 1 – 2 ppm kurun waktu 2 jam orang akan rasakan pusing, sakit dada dan kekeringan pada saluran nafas.
  • Gas nitrogen monoksida. Gas ini apabila masuk kedalam saluran pernafasan tidak merangsang namun akan bereaksi dengan haemoglobin seperti gas carbon monoksida. Namun ikatan gas nitrogen monoksida dengan Hb tambah lebih kuat dan tidak mudah lepas bahkan juga akan mengikat oksigen yang dibawa oleh Hb. Hal semacam ini akan mengakibatkan kekurangan oksigen dalam darah yang membahayakan sistem syaraf.
  • Gas nitrogen dioksida. Gas ini dapat memberi rangsangan yang kuat pada mata dan pernafasan

Udara mengandung sekitar 21 persen oksigen dan campuran sekitar 79% nitrogen dengan sejumlah kecil gas-gas lain. Agar bisa bernafas dengan baik diperlukan minimal 18 persen oksigen. Sedangkan bila kurang dari persentase itu akan menyebabkan pusing-pusing, pingsan atau bahkan kematian. Tetapi kandungan oksigen besar dari 21 persen juga sangat beresiko karena akan meningkatkan bahaya kebakaran atau peledakan. Beberapa ketentuan di Negara maju mempersyaratkan kandungan oksigen dalam udara yang baik yaitu 19, 5 persen.

Gas pelindung seperti karbon dioksida, helium atau argon akan bercampur dengan hawa bebas setelah dipakai dalam sistem pengelasan. Jika gas-gas ini berada dalam jumlah yang sangat besar akan sangat berpengaruh pada hawa yakni dengan menyusutnya kandungan oksigen dalam hawa. Untuk menghadapi hal itu didalam pekerjaan pengelasan perlu di perhatikan beberapa hal seperti berikut :

  • Gas argon lebih berat daripada hawa hingga condong akan berada dibagian bawah lantai kerja atau akan terakumulasi didalam suatu cekungan.
  • Gas helium lebih enteng daripada hawa hingga memiliki tendensi akan terkumpul dibagian atas ruang kerja.
  • Silinder gas pelindung janganlah diletakkan di ruangan terbatas
  • Sebelumnya mengawali suatu pekerjaan yakinkanlah kalau ditempat itu cukup memiliki ventilasi. 

Ozon dapat muncul sebagai hubungan cahaya ultraviolet yang dipancarkan dari busur las dengan oksigen di hawa. Ozon ini memiliki bau yang sangat menyengat dan dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan. Ozon akan jadi probem utama dalam pengelasan. GMAW alluminium, terlebih alluminium silicon filler alloy 4043. tetapi pada pengelasan otomatik, busur las baiknya ditutup dengan kaca atau plastic yang bisa mengabsobsi radiasi cahaya ultra violet. Gas beresiko lain yang diakibatkan dalam sistem pengelasan diantaranya yaitu gas dari pelapis logam dan pelarut

Pada beberapa masalah pengelasan tanpa ada menyingkirkan pelapis logam tidak diperbolehkan karena selain membuahkan hasil yang kurang baik juga pelapis logam dapat menyebabkan gas-gas beracun.

Uap dari solven yang menyebabkan dipakai untuk bersihkan cat, atau kombinasi cat sendiri dapat membuahkan phosgene dan hydrogen chloride yang sangat beresiko apabila terserang cahaya ultraviolet. Untuk hindari hal semacam ini sebelumnya melakukan pengelasan janganlah bersihkan logam dengan solven, janganlah mengelas di dekat pekerjaan pengecatan yang memakai solven dan jauhkanlah kaleng-kalen penyimpanan solven dari daerah pengelasan.

Bunyi/Suara 

Tingkat bising yang tinggi dalam pekerjaan pengelasan dapat memengaruhi kesehatan seorang. Manfaat kurangi dampak bahaya pada juru las atau orang yang bekerja di dekat pekerjaan pengelasan dianjurkan pemakaian pelindung telinga.

Tingkat kebisingan yang dibuat dalam pekerjaan pengalasan yaitu seperti berikut :

  • Pengelasan dengan GTAW 50 – 60 dB
  • Pengelasan dengan SMAW 62 – 82 dB
  • Pengelasan dengan FCAW 50 – 86 dB
  • Pengelasan dengan GMAW 70 – 82 dB
  • Pengelasan dengan Oxyfuel 70 dB
  • Air carbon arc 96 – 116 dB 

Pelindung telinga harus dipakai pada saat kerjakan arc gauging atau pekerjaan lain yang menyebabkan tingkat kebisingan (dB) yang cukup tinggi.

Bahaya Lain 

Bahaya lain yang bisa terjadi misalnya :

  • Material panas akibat sistem pengelasan,
  • Spark atau spatter yakni titik kecil material cair yang memercik dari daerah pengelasan dan menebar cukup jauh. Spatter ini akan menyebabkan bahaya terbakar apabila terserang kulit yang tidak terproteksi atau menyebabkan bahaya api apabila kontak dengan material yang mudah terbakar. 

Manfaat kurangi akibat bahaya karena material panas juru las harus diperlengkapi dengan pakaian dan sarung tangan pelindung dan pakaian pelindung yang sesuai. Dianjurkan tidak memakai cincin pada saat bekerja (mengelas). Untuk sebelumnya melakukan pengelasan harus diyakinkan tak ada material yang mudah terbakar di sekitar tempat kerja termasuk korek api gas. Pada pengelasan ditempat tinggi perlu di perhatikan kalau spatter peluang jatuh di tempat yang cukup jauh.

Harus selalu diingat kalau didalam pekerjaan pengelasan api setiap saat dapat muncul di sekitar tempat hingga APAR harus selalu ada dan pekerja harus di beri tahu cara pemakaiannya. Setelah pekerjaan pengelasan usai check apakah di daerah itu tak ada api atau material panas yang ditinggalkan.

Previous
Next Post »
Thanks for your comment